Sosok Siti Fathonah Rachmaniyah,
Perempuan cantik berjilab ini merupakan
satu-satunya “Kartini Muda dan Cerdas” yang tampil di pentas panggung
palementeria. Ia merupakan satu perempuan diantara 45 anggota DPRD Kab.
Bangkalan periode 2009-2014. Ia tak pernah merasa minder bergaul dan
berjuang bersama komunitas kaum hawa.
“Bagi saya yang terpenting sebagai perempuan,
kita harus mampu menujukkan karakter dan jati dirinya. Jangan pernah
terombang-ambing oleh situasi dan keadaan,” kata Siti yang biasa
dipanggil oleh keluarga dan teman-temannya.
Menurut Sekretaris Komisi A DPRD Bangkalan ini, perempuan kedepan harus selangkah lebih maju dan tangguh. Siti menginginkan perempuan sekarang harus mempunyai pemikiran yang positif maju kedepan. Sebuah pemikiran mandiri tanpa harus bertentangan dengan kodrat dan agama.
“Jiwa dan pemikiran Ibu Kartini adalah titik
awal kemajuan berfikir perempuan sebenarnya. Kartini selalu berfikir
positif kedepan dengan pemikirian mandiri tanpa mempersoalkan status
dirinya sebagai perempuan,” terang Siti yang saat ini duduk sebagai
Wakil Ketua Partai Persatuan Daerah (PPD) Kab. Bangkalan.
Lulusan Master Management S2 STIE Mahardika
Surabaya ini lahir di Bangkalan, 25 April 1975. Kebetulan tanggal
kelahiran yang dekat dengan Hari Kartini 21 April. Dimana Ibu Kartini
dikenang sebagai pahlawan pergerakan perempuan, yang gigih dan berani
melawan penjajahan terhadap perempuan.
“Jadi setiap hari Kartini dirayakan. Saya ikut
merasakan semangat dan perjuangan tersebut. Tidak salah kalau saya
dilahirkan di tanggal itu. Mungkin tuhan sudah merencanakan semuanya,”
pungkas Siti dengan sorot mata yang indah dan penuh senyuman.
Sebagai Ibu muda, saat ini ia tinggal di Perum
Griya Abadi Blok AO 18 Bangkalan dengan ditemani dua anaknya, Ahmad
Mumtaz Rabbani dan Muhammad Syamil Tajuddin. Siti adalah putri pertama
dari lima bersaudara dari pasangan H. Fathor Rachman dan Hj. Fathoriyah
asal Blega Bangkalan.
“Sebagai perempuan kelahiran Madura, saya ingin
Madura maju dengan kultur dan budaya Madura. Jangan sampai maju, tapi
menghilangkan jati diri dan kehormatan masyarakat Madura,” tandas
perempuan berparas cantik ini.
Ia menjelaskan bahwa sesuatu harus dimulai dari
hal terkecil dahulu. Dimana bangunan silaturahmi dimulai dari sekitar
lingkungan terdekat. Yakni, dimulai dari saudara, kerabat dan tetangga
kita.
“Silaturahmi itu awal dari semuanya. Apalagi
kalau kita ingin maju sebagai wakil rakyat, yang tentunya bersentuhan
dengan banyak orang,” ujar Siti yang berniat maju ke panggung parlemen
yang lebih tinggi di DPRD Propinsi Jatim.
Abdikan Diri untuk Kemajuan Madura
Sebagai perempuan kelahiran Madura, Siti Fathonah
Rachmaniyah resah dan gundah melihat pembangunan Madura yang masih jalan
ditempat. Dibangunnya jembatan Suramadu belum memberikan kesejahteraan
seperti yang diharapkan.
Bersama sahabat-sahabatnya, anggota parlemen
dari empat kabupaten di Madura. Siti menghimpun kekuatan dengan nama
Kaukus Parlemen se Madura. Kaukus ini menolak legalitas dan keberadaan
Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura/Suramadu (BPWS) di Madura.
Mengingat, legalitas BPWS masih perlu dipertanyakan.
Ketua Gapensi Bangkalan 2011-2016 ini
mengatakan, PP Nomor 27 tahun 2008 sebagai dasar hukum keberadaan BPWS
dianggap bertentangan dengan UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah. Untuk itu Siti, di Kaukus Parlemen se Madura menolak keberadaan
BPWS. Ia bersama anggota DPRD se Madura mengajukan uji materi PP Nomor
27 tahun 2008 yang mengatur BPWS ke Mahkamah Agung.
“Uji materi akan kami ajukan tanggal 20 Januari
2012 mendatang, Doakan berhasil,” ujar anggota DPRD Bangkalan asal
Dapil IV (Blega, Konang dan Blega), beberapa waktu lalu di akhir bulan
Desember 2011.
Dengan lantang Siti mengatakan, hari ini belum
ada satu-pun UU atau PP (Peraturan Pemerintah) yang memberikan mandat
agar pemerintah membuat perpres terkait pembangunan di Madura. Karenanya
kata Siti, lembaga BPWS tidak memiliki hak untuk memperoleh dan memakai
anggaran yang dianggarkan secara langsung dalam struktur APBN. Apalagi,
BPWS bukanlah satuan kerja perangkat pemerintah pusat.
“Saya berharap kedepan, dalam menetukan langkah
Madura yang lebih baik. Pemerintah perlu melibatkan tokoh-tokoh Madura
untuk duduk satu meja membahas arah kemajuan Madura,” katanya dengan
lugas.
Semoga perjuangan Siti Fathonah Rachamiyah bisa
ditiru dan diteladi oleh kartini-kartini muda lainnya dari Madura.
Bahwa, perjuangan tidak pernah mengenal kata lelaki dan perempuan, yang
dikenal hanyalah semangat dan konsistensi dalam berjuang. Selamat Ulang
Tahun Siti Fathonah Rachmaniyah 25 April 2012 dan Selamat Hari Kartini
21 April 2012. (rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar