Sabtu, 28 April 2012

Satu “Kartini Cerdas” di Panggung Parlementaria

Siti Fathonah Rachmaniyah Kartini Cerdas di panggung parlementaria

Sosok Siti Fathonah Rachmaniyah, 

Perempuan cantik berjilab ini merupakan satu-satunya “Kartini Muda dan Cerdas” yang tampil di pentas panggung palementeria. Ia merupakan satu perempuan diantara 45 anggota DPRD Kab. Bangkalan periode 2009-2014. Ia tak pernah merasa minder bergaul dan berjuang bersama komunitas kaum hawa.

“Bagi saya yang terpenting sebagai perempuan, kita harus mampu menujukkan karakter dan jati dirinya. Jangan pernah terombang-ambing oleh situasi dan keadaan,” kata Siti yang biasa dipanggil oleh keluarga dan teman-temannya.

Menurut Sekretaris Komisi A DPRD Bangkalan ini, perempuan kedepan harus selangkah lebih maju dan tangguh. Siti menginginkan perempuan sekarang harus mempunyai pemikiran yang positif maju kedepan. Sebuah pemikiran mandiri tanpa harus bertentangan dengan kodrat dan agama.

“Jiwa dan pemikiran Ibu Kartini adalah titik awal kemajuan berfikir perempuan sebenarnya. Kartini selalu berfikir positif kedepan dengan pemikirian mandiri tanpa mempersoalkan status dirinya sebagai perempuan,” terang Siti yang saat ini duduk sebagai Wakil Ketua Partai Persatuan Daerah (PPD) Kab. Bangkalan.

Lulusan Master Management S2 STIE Mahardika Surabaya ini lahir di Bangkalan, 25 April 1975. Kebetulan tanggal kelahiran yang dekat dengan Hari Kartini 21 April. Dimana Ibu Kartini dikenang sebagai pahlawan pergerakan perempuan, yang gigih dan berani melawan penjajahan terhadap perempuan.

“Jadi setiap hari Kartini dirayakan. Saya ikut merasakan semangat dan perjuangan tersebut. Tidak salah kalau saya dilahirkan di tanggal itu. Mungkin tuhan sudah merencanakan semuanya,” pungkas Siti dengan sorot mata yang indah dan penuh senyuman.

Sebagai Ibu muda, saat ini ia tinggal di Perum Griya Abadi Blok AO 18 Bangkalan dengan ditemani dua anaknya, Ahmad Mumtaz Rabbani dan Muhammad Syamil Tajuddin. Siti adalah putri pertama dari lima bersaudara dari pasangan H. Fathor Rachman dan Hj. Fathoriyah asal Blega Bangkalan.

“Sebagai perempuan kelahiran Madura, saya ingin Madura maju dengan kultur dan budaya Madura. Jangan sampai maju, tapi menghilangkan jati diri dan kehormatan masyarakat Madura,” tandas perempuan berparas cantik ini.

Ia menjelaskan bahwa sesuatu harus dimulai dari hal terkecil dahulu. Dimana bangunan silaturahmi dimulai dari sekitar lingkungan terdekat. Yakni, dimulai dari saudara, kerabat dan tetangga kita.

“Silaturahmi itu awal dari semuanya. Apalagi kalau kita ingin maju sebagai wakil rakyat, yang tentunya bersentuhan dengan banyak orang,” ujar Siti yang berniat maju ke panggung parlemen yang lebih tinggi di DPRD Propinsi Jatim.

13355672891260160618
Siti Fathonah Rachmaniyah dan bersama anggota DPRD lainnya, usai Pengawasan & Evaluasi PNPM Mandiri 2010 di Desa Langpanggang Kec. Modung, Bangkalan

Abdikan Diri untuk Kemajuan Madura

Sebagai perempuan kelahiran Madura, Siti Fathonah Rachmaniyah resah dan gundah melihat pembangunan Madura yang masih jalan ditempat. Dibangunnya jembatan Suramadu belum memberikan kesejahteraan seperti yang diharapkan.

Bersama sahabat-sahabatnya, anggota parlemen dari empat kabupaten di Madura. Siti menghimpun kekuatan dengan nama Kaukus Parlemen se Madura. Kaukus ini menolak legalitas dan keberadaan Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura/Suramadu (BPWS) di Madura. Mengingat, legalitas BPWS masih perlu dipertanyakan.

Ketua Gapensi Bangkalan 2011-2016 ini mengatakan, PP Nomor 27 tahun 2008 sebagai dasar hukum keberadaan BPWS dianggap bertentangan dengan UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Untuk itu Siti, di Kaukus Parlemen se Madura menolak keberadaan BPWS. Ia bersama anggota DPRD se Madura mengajukan uji materi PP Nomor 27 tahun 2008 yang mengatur BPWS ke Mahkamah Agung.

“Uji materi akan kami ajukan tanggal 20 Januari 2012 mendatang, Doakan berhasil,” ujar anggota DPRD Bangkalan asal Dapil IV (Blega, Konang dan Blega), beberapa waktu lalu di akhir bulan Desember 2011.

Dengan lantang Siti mengatakan, hari ini belum ada satu-pun UU atau PP (Peraturan Pemerintah) yang memberikan mandat agar pemerintah membuat perpres terkait pembangunan di Madura. Karenanya kata Siti, lembaga BPWS tidak memiliki hak untuk memperoleh dan memakai anggaran yang dianggarkan secara langsung dalam struktur APBN. Apalagi, BPWS bukanlah satuan kerja perangkat pemerintah pusat.

“Saya berharap kedepan, dalam menetukan langkah Madura yang lebih baik. Pemerintah perlu melibatkan tokoh-tokoh Madura untuk duduk satu meja membahas arah kemajuan Madura,” katanya dengan lugas.

Semoga perjuangan Siti Fathonah Rachamiyah bisa ditiru dan diteladi oleh kartini-kartini muda lainnya dari Madura. Bahwa, perjuangan tidak pernah mengenal kata lelaki dan perempuan, yang dikenal hanyalah semangat dan konsistensi dalam berjuang. Selamat Ulang Tahun Siti Fathonah Rachmaniyah 25 April 2012 dan Selamat Hari Kartini 21 April 2012. (rud)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar